- Pertempuran yang Sedang Berkembang
- Demitri mondar-mandir di kantornya, mengusap rambutnya untuk kesekian kalinya. Tidak peduli sekeras apa pun dia mencoba fokus pada laporan yang berserakan di mejanya, undangan Ethan kepada Ashley terus terngiang di benaknya.
- Kenapa Ethan mengajaknya keluar? dia marah dalam diam.
- Dia mengenal Ethan cukup baik untuk mengenali pesona di balik senyumnya. Ethan bukan hanya rekan bisnis—dia adalah kenalan lama, tipe pria yang berkembang dalam persaingan dan tidak pernah ragu untuk mengejar apa yang diinginkannya.
- Tapi yang membuat darah Demitri mendidih adalah bahwa Ethan tidak tahu kebenarannya. Dia tidak tahu bahwa Emerald Donaldson, CEO yang anggun dan percaya diri yang dia undang untuk makan malam, adalah mantan istri Demitri.
- Demitri mengambil kunci mobilnya, dan keputusannya sudah bulat. Duduk-duduk saja tidak akan menyelesaikan apa pun.
- Jika Ethan berpikir dia bisa begitu saja masuk ke dalam kehidupan Ashley dan membawanya pergi, dia salah besar.
- ****
- Ketika Demitri tiba di kantor Ethan, dia disambut oleh seorang resepsionis yang ceria dan terlihat terkejut saat melihatnya.
- “Tuan Demitri,” serunya. “Saya tidak mengharapkan Anda hari ini.”
- “Apakah Ethan ada?” tanya Demitri dengan singkat.
- Resepsionis mengangguk. “Ya, Pak. Apakah Anda memiliki janji?”
- Demitri memberinya senyum kaku. “Saya tidak membutuhkannya.”
- Tanpa menunggu tanggapannya, dia melangkah menuju kantor Ethan. Persahabatan mereka memberinya kebebasan yang tidak akan berani diambil orang lain, dan hari ini, dia akan memanfaatkannya sepenuhnya.
- Ethan menatap dari mejanya ketika Demitri masuk, alisnya sedikit mengernyit.
- “Demitri?” kata Ethan, bersandar di kursinya. “Ini tidak terduga. Kita baru saja bertemu satu jam yang lalu.”
- Demitri menutup pintu di belakangnya, ekspresinya tegang. “Aku perlu bicara denganmu.”
- Ethan mengangkat alis. “Kedengarannya serius. Ada apa?”
- Demitri tidak membuang waktu. “Kenapa kau mengajak Ashley makan malam?”
- Ethan berkedip, jelas terkejut. “Ashley?” ulangnya, kebingungan terdengar dalam nada suaranya.
- Demitri mengutuk dalam hati. Sial. Dia harus lebih berhati-hati. “Maksudku Emerald. Emerald Donaldson.”
- Pada saat ini, kebingungan Ethan mencair menjadi senyum yang penuh pengertian. “Ah. Apakah ada alasan aku tidak boleh mengajaknya?”
- Rahang Demitri mengencang. “Ini bisnis, Ethan. Aku tidak ingin kamu atau siapa pun merusak kemitraan ini.”
- Ethan tertawa, bersandar ke depan di mejanya. “Merusak kemitraan? Ayolah, Demitri. Kamu mengenalku lebih baik dari itu. Mengajaknya makan malam tidak akan mempengaruhi kesepakatan kita.”
- Demitri tidak menjawab, tinjunya mengepal di sampingnya.
- Ethan memiringkan kepalanya, mempelajarinya dengan cermat. “Kecuali…” Sebuah senyum licik muncul di bibirnya. “Apakah ada sesuatu yang tidak kamu ceritakan padaku?”
- “Jangan konyol,” Demitri membentak, meskipun nada defensifnya mengkhianatinya.
- Senyum Ethan semakin lebar. “Oh, aku mengerti. Kamu menyukainya, bukan?”
- Demitri membeku, kesunyiannya lebih mengungkapkan daripada kata-kata apa pun.
- Ethan tertawa, menggelengkan kepalanya dengan geli. “Kamu memang menyukainya, bukan? Maksudku, siapa yang tidak? Dia menawan, cerdas, dan percaya diri. Tapi ayolah, Demitri, kamu baru saja bercerai. Dia mungkin tidak tertarik untuk masuk ke dalam kekacauan itu.”
- “Diam,” geram Demitri, suaranya rendah dan berbahaya. “Itu tidak penting, kan?”
- “Oh, tapi itu penting,” kata Ethan, jelas menikmati dirinya sendiri. “Itu menjelaskan banyak hal, sebenarnya. Cara kau masuk ke sini seperti orang yang sedang dalam misi. Cara kau bertindak begitu posesif. Kau tidak khawatir tentang kemitraan—kau khawatir tentang aku.”
- Rahang Demitri mengeras, tetapi dia menolak untuk terpancing.
- Ethan bersandar di kursinya, senyumnya kini menjadi seringai penuh. “Kau tahu apa, Demitri? Aku suka ini. Ini membuat segalanya lebih menarik.”
- “Apa yang kau bicarakan?”
- “Aku bilang,” kata Ethan, berdiri dan berjalan mengelilingi mejanya, “bahwa aku masih akan membawa Emerald makan malam. Dan kau, temanku, bebas melakukan hal yang sama.” Dia mengulurkan tangan seolah-olah menyegel kesepakatan. “Semoga pria terbaik yang menang.”
- Demitri menatapnya, darahnya mendidih. Kesombongan santai Ethan sangat menjengkelkan, tetapi jauh di lubuk hati, Demitri tahu satu hal dengan pasti: dia tidak akan membiarkan Ashley—Emerald—jatuh ke tangan siapa pun, apalagi Ethan.
- Ruangan itu dipenuhi ketegangan saat kata-kata Ethan menggantung di udara. “Semoga pria terbaik yang menang,” ulangnya, seringainya tak goyah.
The Heiress Strikes Back Chapter 19
The Heiress Strikes Back Chapter 19
Posted by ? Views, Released on May 2, 2025
, 
The Heiress Strikes Back English Novel
Status: Completed Native Language: English
