Switch Mode

The Heiress Strikes Back Chapter 16

The Heiress Strikes Back Chapter 16
  • Sebuah Proposal di Atas Meja
  • “Ashley, tolong ambilkan garam,” suara dalam ayahnya memotong dentingan alat makan di meja makan.
  • Ashley berkedip, terkejut oleh pikirannya sendiri. Dia menyerahkan tempat garam, hampir tidak menyadari tatapan tajam ayahnya.
  • Proposal dari Demitri terus bermain di benaknya, menggoda dirinya. Bisakah dia meyakinkan ayahnya bahwa itu ide yang bagus? Bisakah dia menggunakannya untuk keuntungannya tanpa terjebak dalam permainannya?
  • Ayahnya memiringkan kepala, mengamatinya dengan cermat. “Kamu malam ini sangat diam. Ada sesuatu yang kamu pikirkan?”
  • Ashley memaksakan senyum, mengambil garpunya. “Pekerjaan. Banyak yang harus dilakukan.”
  • “Bagus,” kata ayahnya, bersandar ke belakang. “Tapi jangan berpuas diri. Jika kamu ingin mendapatkan tempatmu, kamu perlu hasil. Hasil yang nyata.”
  • Ashley berhenti sejenak, meletakkan garpunya. “Saya sudah mengerjakannya. Angka triwulanan meningkat, dan pendapatan tahunan cenderung naik.”
  • Ayahnya mengangkat alis, tidak terkesan. “Tidak cukup cepat. Saya ingin melihat peningkatan pendapatan sebesar 200% sebelum akhir tahun. Amankan lebih banyak kemitraan. Perkuat yang sudah ada. Lakukan itu, dan saya akan menyerahkan dua perusahaan lagi kepadamu.”
  • Ashley berkedip, ketenangannya hampir retak. “200%? Itu—”
  • “Ambisius,” ayahnya menyela dengan tajam. “Tapi bisa dicapai jika kamu serius dengan peranmu.”
  • Ashley mengangguk, menelan keberatannya. “Aku bisa melakukannya.”
  • “Bagus.” Dia kembali ke makanannya, senyum kecil menghiasi sudut bibirnya. “Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah mendengar kabar dari Drey belakangan ini?”
  • Ashley membeku, genggamannya pada garpu mengencang. Jantungnya berdegup kencang, tapi dia memaksakan diri untuk terdengar santai. “Drey?”
  • Ayahnya meletakkan pisaunya dan melipat tangannya. “Moreno. Perusahaannya belakangan ini membuat gebrakan. Kami dulu bekerja sama, tapi saya sudah lama tidak mendengar kabar darinya. Saya pikir dia mungkin akan menghubungi, tapi mungkin dia tidak tertarik bekerja sama dengan kita lagi.”
  • Udara di sekitarnya seperti berdengung dengan peluang. Ashley menegakkan tubuh, menjaga ekspresinya tetap netral. “Bagaimana perasaanmu tentang kemitraan dengannya sekarang?”
  • Ayahnya mengangkat bahu, menyesap anggurnya. “Tergantung. Perusahaannya solid, tapi saya tidak akan mengejarnya. Jika dia menginginkan kesepakatan, dia harus mendatangi kita.”
  • Senyum bermain di sudut bibir Ashley. “Dan bagaimana jika aku bisa membuat itu terjadi?”
  • Alis ayahnya terangkat dengan rasa ingin tahu. “Kamu akan meyakinkan dia untuk menghubungi kita?”
  • “Tidak langsung. Aku ingin dia menghubungi kita tanpa harus aku atau kamu yang meyakinkan mereka.”
  • Dia tertawa kecil, menggelengkan kepalanya. “Aku akan terkesan, Ashley. Tapi jangan buang energimu untuk mimpi kosong. Fokuslah pada kemitraan yang benar-benar realistis.” Tantangan diterima. **** Keesokan paginya, Ashley melangkah ke kantornya, pikirannya sudah sibuk dengan strategi. Sekretarisnya, Clara, mengikuti di belakang, membawa setumpuk berkas. “Pagi, Bu Donaldson,” kata Clara dengan ceria. “Jadwal Anda padat hari ini. Haruskah saya mengatur waktu untuk pertemuan dengan Pak Harris?” “Ya,” jawab Ashley tanpa mengangkat pandangan. “Dan tentang proposal dari Drey Enterprises—” Ashley berhenti di tengah langkah. Dia berbalik perlahan, menatap Clara dengan tajam. “Ada apa dengan itu?” “Pak Drey sendiri menelepon tadi. Dia bertanya apakah Anda sudah sempat meninjaunya.” Denyut nadi Ashley meningkat, tetapi dia tetap menjaga ekspresi netral. “Apakah Anda mengonfirmasi sesuatu?”
  • Clara menggelengkan kepalanya. “Aku bilang padanya aku akan memeriksanya denganmu dulu.”
  • “Bagus.” Ashley melanjutkan berjalan, tumitnya berbunyi tajam di lantai. “Sediakan satu jam sore ini agar aku bisa meninjaunya. Dan Clara—”
  • “Ya, Bu?”
  • “Jangan menerima panggilan langsung dari Tuan Drey lagi. Alihkan ke aku.”
  • Clara mengangguk, wajahnya campuran antara rasa ingin tahu dan kebingungan. “Dimengerti.”
  • Saat waktu makan siang, Ashley duduk di kantornya, menatap proposal kemitraan itu. Dia sudah memutuskan. Dia akan menerimanya—bukan karena Demitri, tetapi karena ini adalah langkah strategis.
  • Teleponnya bergetar, menarik perhatiannya kembali. Itu pesan dari ayahnya.
  • “Moreno menelepon. Apa yang kamu lakukan?”
  • Ashley tersenyum, mengetik balasan dengan cepat. “Masih mengerjakannya.”
  • Pandangan matanya kembali ke proposal itu. Jika Demitri berpikir dia bisa menggunakan kesepakatan ini untuk memanipulasinya, dia akan mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan.
  • Dia akan membuat kemitraan itu berhasil—dengan syaratnya, dan untuk keuntungannya. Dan jika Demitri mencoba mengaburkan batas antara bisnis dan masa lalu mereka yang rumit, dia akan siap. Ashley bersandar di kursinya, dengan senyum kecil bermain di bibirnya. Ini bukan hanya tentang bisnis lagi. Ini adalah sebuah permainan. Dan dia berniat untuk menang.
The Heiress Strikes Back English Novel

The Heiress Strikes Back English Novel

Status: Completed Native Language: English

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Options

not work with dark mode
Reset